Warungdi atas kali dijadikan tempat esek-esek PSK di Depok. Warung di atas kali dijadikan tempat esek-esek PSK di Depok. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; Monday, 30 Jumadil Awwal 1443 / 03 January 2022. Menu. HOME
TangerangSelatan: 082112525294: Tampilkan nomor telepon: Deskripsi Produk Spesifikasi Produk. Deskripsi Produk: Toyota Fortuner VRZ 4x2 Matic Diesel Nik 2017 Pemakaian 2018 Sudah Double Disk & Cruise Control Km 68rb, service record Toyota Pajak 01/23, An. Lokasi di Serpong, Tangsel Hrga 407jt cash Telp / WA 082112525294. Spesifikasi Produk
Dalamkondisi hamil, TL bercerai dengan suaminya. Ia sendiri mengaku bahwa ibunya mengetahui profesinya sebagai PSK. "Suami kabur entah ke mana. Gimana lagi saya soalnya kepala keluarga. Saya enggak bisa kerja apa-apa lagi selain begini," jelas TL saat dimintai keterangan di ruang interogasi Pol PP Kota Tasikmalaya, Senin (1/3/2021) dini hari.
SenajayatransSolusi Rental Mobil Profesional di tangerang selatan – Mobil saat ini menjadi salah satu kebutuhan primer bagi manusia. Fortuner. Silahkan kunjungi tempat kami di Jl. Ir Juanda no. 15 Headline mobil puing sewa Saturday, May 12, 2018, May 12, 2018 Headline sewa mobil Thursday, August 30, 2018, August 30, 2018 WIB Last
AlamatKlinik Erha Di Jakarta 41 likes · 1 talking about this 41 Jakarta Utara 14450 : +62 21 660 2269/663 1619 Farabi Music - Music School Jl 41 Jakarta Utara 14450 : +62 21 660 2269/663 1619 Farabi Music - Music School Jl. openbojakpus, Social Media Search #Visualized | TheVisualizED Panca Warga 4, Cipinang Besar Sel New Delhi Pintu 1
KepalaBidang Penertiban Satpol PP Kota Tangerang Mulyanto mengungkapkan, razia dilakukan sebagai operasi rutin dimana setiap malam minggu merupakan waktu yang sering digunakan PSK menjajakan diri. “Razia ini dilakukan untuk menegakkan Perda 8 tahun 2005 tentang pelarangan tindakan pelacuran di Kota Tangerang dan razia,” ungkapnya, siang ini.
KzZGgIV. TANGERANGNEWS-Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangerang menjaring 10 pekerja seks komersial PSK dan 6 waria, Sabtu 10/10 malam. Operasi yang berlangsung hingga dini hari tadi, dilakukan dalam upaya memberantas penyakit masyarakat di Kota Tangerang. Menurut Kepala Bidang Penertiban Satpol PP Kota Tangerang Mulyanto, aparat yang diterjunkan sebanyak 2 pleton yang dibagi dalam dua kelompok merazia daerah-daerah yang biasa digunakan sebagai tempat mangkal para PSK dan waria. Tempat itu di antaranya di Pasar Babakan dan Pintu Air, Kecamatan Tangerang. “Tempat itu sudah menjadi target operasi kita sebelumnya,” katanya. Untuk selanjutnya, kata dia, PSK dan waria tersebut akan dikirim ke Pasar Rebo, Jakarta Timur untuk mendapatkan pembinaan. “Tempat tersebut merupakan salah satu alternatif sebagai pencerahan bagi diri mereka. Karena disana mereka akan diberikan pengarahan ataupun pembinaan melalui pendekatan agama dan keterampilan,” ungkap Mulyanto. Tidak hanya PSK dan waria, petugas juga merazia minuman keras di warung-warung dan kios disejumlah tempat. Dari razia tersebut, petugas berhasil menyita 60 botol miras berbagai merek. “Tidak perlu dipungkiri, bahwa penjual atau pun pembeli dari minuman keras masih banyak, sehingga kami pun meminimalkan peredaran tersebut dengan melakukan razia disejumlah tempat di Kota Tangerang,” imbuh Mulyanto. Dia menjelaskan, operasi tersebut sebagai upaya menggalakkan Perda 7 tahun 2005 tentang pelarangan peredaran dan penjualan minuman beralkohol dan perda 8 tahun 2005 tentang larangan pelacuran. “Dua Perda ini yang paling ditingkatkan razianya. Selain itu perda tersebut merupakan salah satu dari peringatan bagi si pelanggar agar tidak melakukan perbuatan yang berkaitan dengan perda,” tegasnya.rangga
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_318293" align="aligncenter" width="576" caption="Kupu-kupu malam membujuk-rayu seorang pengendara sepeda motor. Disinilah, praktik prostitusi masih berlangsung. Foto diambil pada Minggu dini hari, 26 Januari 2014, di kawasan Tegal Rotan, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Foto Gapey Sandy"][/caption] Arloji di pergelangan tangan kanan saya sudah menunjukkan jam 12 malam lebih 3 menit. Meski sudah lewat tengah malam, tapi seperti biasa, tiap-tiap Sabtu malam hingga Minggu dini hari, keramaian masih saja nampak, terutama di parkiran restoran cepat saji McDonald, dan KFC, yang ada di perempatan ini. Lalu lintas, dari lapangan terbang Pondok Cabe menuju Pamulang, juga dari Sawangan menuju Ciputat, pada masing-masing dua arah berlawanan juga masih terbilang ramai. Minggu dini hari, 26 Januari 2014, kendaraan sengaja saya arahkan untuk memantau secara langsung, meskipun hanya sekilas, mengenai sejumlah lokasi yang terkenal sebagai tempat mangkalnya para Pekerja Seks Komersial PSK di wilayah Kota Tangerang Selatan Tangsel. Maklum, keinginan cukup kuat untuk menulis tentang hal ini. Perempatan Gaplek Lokasi awal yang menjadi tujuan saya adalah di sekitar Jalan Raya Ciputat, persis di seberang jalan masuk menuju perumahan Bukit Pamulang Indah V, atau, seberang Gedung Kantor PT PLN Persero, yang lokasinya tak jauh dari perempatan Gaplek di Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang. Di lokasi ini, terdapat sebuah tempat karaoke yang sudah sejak lama, selalu menjadi salah satu pusat keramaian alias tempat dunia gemerlap dugem. [caption id="attachment_318294" align="aligncenter" width="576" caption="Kupu-kupu malam membujuk-rayu seorang pengendara sepeda motor. Disinilah, praktik prostitusi masih berlangsung. Foto diambil pada Minggu dini hari, 26 Januari 2014, di kawasan Tegal Rotan, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Foto Gapey Sandy"] 13907092421079738994 [/caption] Bangunan dan tempat parkir lokasi karaoke itu, seperti tidak mengenal lampu, gelap nyaris menggulita, kecuali sejumlah lampu kecil-kecil yang sebenarnya untuk penghias dan bukan penerang. Padahal, banyak sepeda motor yang terparkir, nyaris membuat sesak, termasuk beberapa mobil yang ikutan nongkrong. Di pinggir jalan yang remang-remang, dan hanya sesekali menjadi terang karena terkena sorot lampu mobil dan motor yang melintas itu, sejumlah pengendara motor nampak enggan meninggalkan kendaraannya. Entah apa yang ditunggu, tapi memang, sejak lama lokasi di sekitar area karaoke ini terkenal sebagai tempat mangkal dan berkeliarannya para PSK, plus tentu saja, lelaki-lelaki hidung belang’-nya. Tegal Rotan Setelah menyaksikan sekilas suasana di sekitaran perempatan Gaplek, kendaraan saya pacu ke salah satu kawasan lain, yang setali tiga uang, tempat mangkalnya para PSK juga yakni di Tegal Rotan. Sebuah kawasan di Tangsel, yang berada di perbatasan antara Ciputat dengan Bintaro, persis di pinggir jalan tol Jakarta - BSD. Atau, tepatnya berlokasi persis di sekitaran jalan masuk menuju Bintaro X-change, sebuah pusat perbelanjaan raksasa, yang baru-baru ini mulai dioperasikan. Sama seperti di perempatan Gaplek, kegelapan suasana sekitar, nyaris dimanfaatkan untuk melakukan transaksi birahi. Bedanya, di sini, tidak ada lokasi midnight karaoke yang mencolok. Banyak PSK, memang sudah lama mangkal di kawasan Tegal Rotan, dengan cara menunggu calon-calon pelanggannya’ di pinggiran jalan yang temaram dan agak tersembunyi, di mulut-mulut gang, dan di beberapa warung rokok yang memang masih buka. Hanya sorot lampu kendaraan yang melintas saja, sesekali membuat suasana menjadi sebentar benderang. Selebihnya, gelap lagi. Dengan kendaraan yang saya pacu perlahan, terlihat dua perempuan yang sedang coba merayu seorang lelaki yang masih duduk di atas sepeda motornya. Unik juga, kedua perempuan itu, seolah menarik mundur sepeda motor lelaki berjaket hitam tersebut, supaya mengarah ke warung rokok dan kegelapan yang ada di sekitarnya. Akhirnya, sepeda motor terparkir, dan si lelaki tadi terlihat sudah mulai ikutan kongkow di warung rokok, bersama dua PSK yang sudah sukses merayu. [caption id="attachment_318296" align="aligncenter" width="475" caption="Aksi damai kaum ibu dari sebuah majelis taklim di Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, dalam menentang keberadaan warung jablay alias warung remang-remang, belum lama ini. Foto 13907094821370392377 [/caption] Tak jauh dari mereka, sebuah sepeda motor lagi terlihat menghampiri seorang perempuan yang samar-samar terlihat mengenakan kaos bergaris-garis merah dan hitam, serta bercelana panjang. Si perempuan berdiri di pinggir jalan, tepat di sisi pintu masuk SPBU Tegal Rotan yang sudah tutup. Tanpa turun dari jok sepeda motornya, keduanya tampak berbincang serius secara berdekatan. Entah apa yang keduanya bicarakan, tapi tak lama kemudian, si lelaki pengendara motor meninggalkan perempuan tadi, yang kemudian memilih untuk duduk di dekat pintu masuk SPBU. Di sebelah SPBU, seorang perempuan muda mengenakan sweater hitam dengan rambut diikat buntut kuda, kelihatan juga berdiri seorang diri, menunggu lelaki calon pelanggan, sama seperti rekannya di pintu masuk SPBU tadi. Setu Karena mengandalkan kamera saku, yang saya pikir dapat dengan mudah disembunyikan, nyatanya hasil jepretan dari dalam kendaraan menjadi kurang optimal. Kembali, kendaraan saya pacu, meninggalkan kawasan Tegal Rotan, menuju ke kawasan Jalan Raya Puspiptek, tepatnya di Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangsel. Melintasi jalan yang menghubungkan antara Pamulang dengan Muncul arah Kampus Institut Teknologi Indonesia ini, sebagian besar jalan masih dalam perbaikan, pembetonan. Belum semua selesai, karena pembetonan jalan dilakukan sebagian sisi terlebih dahulu. Minggu dini hari ini, saya temui, aliran listrik padam di sebagian wilayah, membuat selimut gelap semakin tebal. Di Jalan Raya Puspiptek ini, dapat dijumpai satu lokasi karaoke yang terletak di pinggir jalan, dan pintu gerbang besar serta tingginya yang terbuka lebar, memperlihatkan banyaknya sepeda motor yang parkir di situ. Suara musik tidak terlalu keras berdentum, hanya kelap-kelip lampu penghias yang menerangi, selebihnya sama sekali gelap. Cukup aneh, sepeda motor banyak terparkir, tapi suasana di luar lokasi karaoke, cukup terbilang sepi. Tak jauh dari lokasi karaoke, ada warung rokok di pinggir jalan, yang lagi-lagi nyaris tertutupi etalase warungnya, dengan sejumlah perempuan. Mereka asyik merokok, dan nongkrong bareng. Seorang dari mereka, yang memiliki rambut ikal dan panjang, mengenakan kaos bergaris-garis, sedang berbicara dengan seorang lelaki dalam keremangan dini hari. Tak lama, perempuan yang bertubuh sintal dan cukup jangkung ini pun berjalan pergi, meninggalkan lelaki yang tadi berbicang bersamanya. [caption id="attachment_318298" align="aligncenter" width="437" caption="Seorang PSK, saat menawarkan layanan jasa dan tarifnya, dari balik jendela kendaraan, di sekitar perempatan Gaplek, Pamulang, Kota Tangsel. Foto Gapey Sandy"] 13907096461322518726 [/caption] Sebenarnya, menurut informasi yang beredar, masih ada tempat mangkal para PSK lainnya di Kota Tangsel. Misalnya, di kawasan Pondok Kacang Barat, dan Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren. Di lokasi ini, warga masyarakat pernah sedemikian kesalnya, karena lokasi karaoke yang ada di situ, berdekatan dengan rumah-rumah penduduk, dan seringkali mendentumkan suara musik yang kelewat hingar-bingar sampai dini hari. Belum lagi, para tamu yang berseliweran datang dan pergi, dengan model pakaian serta perilaku yang kurang menunjukkan etika kesopanan. Tapi, karena memacu kendaraan seorang diri di tengah dini hari yang sepi mulai membosankan, saya pun terpaksa’ memilih untuk menuju kembali pulang ke rumah. Kembali memantau di perempatan Gaplek Sebelum sampai ke rumah, saya memutuskan untuk sekali lagi memantau tempat mangkal PSK di perempatan Gaplek, Kecamatan Pamulang. Kenapa? Karena pada pantauan yang pertama tadi, terlihat masih belum nampak para perempuan yang biasa berkeliaran di pinggir-pinggir jalan, maupun yang duduk-duduk sembari asyik ngudut alias merokok di warung-warung rokok. Ternyata, feeling saya benar, semakin jauh jarum jam tergelincir dari jam 1 dini hari, sejumlah kupu-kupu malam’ mulai nampak di pinggir-pinggir jalan. Ada yang mangkal di kegelapan sembari klepas-klepus menghisap rokoknya, sedangkan yang lainnya, sudah mulai ada yang didekati oleh beberapa lelaki pengendara sepeda motor untuk melakukan tawar-menawar komersialisasi nafsu birahi yang tidak suci. Saya memberanikan diri untuk memarkir kendaraan, tak jauh dari sejumlah perempuan yang seolah bersembunyi’ dalam kegelapan. Memantau dari balik setir, dan berusaha untuk memotret aktivitas mereka tanpa membuat mereka tahu sama sekali. Kelihatan, mereka asyik nongkrong di halaman sebuah bangunan rumah kosong tak ditempati yang gelap, dan rerumputan yang meninggi tak terawat. Bila ada ada sepeda motor yang menghampiri, salah seorang diantara perempuan tadi akan menghampiri, dan segera keduanya terlibat perbincangan. Seperti yang sudah kelihatan sebelumnya, para lelaki hidung belang’ yang mengendarai sepeda motor ini, biasanya tetap duduk di atas jok, atau tidak turun dari sepeda motornya, pada saat melakukan semacam tawar-menawar kesepakatan antara harga yang dibayar’ dengan jasa yang diberikan’ oleh PSK yang memang selalu kelihatan aktif ini. Bagaimana tidak aktif? Setiap ada pengendara sepeda motor yang melintas, dan seolah akan mengacuhkan mereka, tapi, dengan gesit para PSK ini akan segera memanggil, bertepuk tangan, dan melambaikan tangan, untuk meminta si pengendara motor segera menepi, untuk kemudian Kompasianer bisa bayangkan sendiri, apa kira-kira yang akan terjadi kemudian. Mungkin, karena saya memarkir kendaraan tak jauh dari mereka mangkal, seorang PSK pun datang menghampiri. Jendela kaca kendaraan sebelah kiri depan, yang saya buka setengah, menjadi jembatan komunikasi saya dengan perempuan ini. Cukup kaget juga menyimak keterus-terangan gaya perempuan ini dalam menawarkan jasa’-nya. Karena intinya, perempuan ini seolah seperti menyampaikan daftar menu layanan’ yang bisa dilakukannya, lengkap dengan tarif harga’ yang diajukannya. “Mau kemana, say? Mau di-xxxxxx sensor oleh penulis, seratus ribu aja. Atau, xxxxxx sensor oleh penulis aja, lima puluh ribu, ya. Mau? Kalau mau, parkir kendaraannya di sebelah situ aja,” kata perempuan itu seraya menunjuk ke sebuah lokasi yang kelihatan lebih gelap dan rada ngumpet atau tersembunyi dari lalu-lalang kendaraan di jalan raya. Saya pun menolak semua tawaran’ PSK itu. Beruntung, perempuan ini sejurus kemudian meninggalkan saya yang memang sudah menyatakan untuk menolak tawaran menu’-nya. Sewaktu berbicara secara singkat dengan PSK ini, saya sambil coba meng-click kamera saku yang saya sembunyikan diantara kedua telapak tangan. Ternyata, cukup sulit memotret obyek seseorang yang memang menjadi fokus, dalam kondisi seperti ini. Sesaat kemudian, saya pun bergegas melajukan kendaraan, kembali pulang ke rumah. Jarum arloji pun sudah menunjukkan hampir jam 2 pagi. [caption id="attachment_318302" align="aligncenter" width="576" caption="Seorang PSK, nampak mangkal di samping pom bensin yang ada di kawasan Tegal Rotan, Kota Tangsel, Minggu dini hari, 26 Januari 2014. Di sekitarnya, sejumlah PSK melakukan hal yang sama. Foto Gapey Sandy"] 1390709853157047390 [/caption] Begitulah sekilas gambaran terkait praktik para PSK, bisnis lher!, warung remang-remang, dan lokasi midnight karaoke, yang berada di wilayah Tangsel, sebuah kota yang baru berusia 5 tahun, dengan Airin Rachmi Diany sebagai Walikota. Airin sendiri sudah beberapa kali mengingatkan aparatnya untuk bekerja optimal memberantas praktik warung remang-remang yang banyak bertaburan kupu-kupu malam’ ini. Sampai-sampai, ia pernah mengultimatum bawahannya, bila kedapatan menjadi pelindung ilegal atau backing terhadap praktik prostitusi dan warung remang-remang, maka akan segera diambil tindakan pemecatan. Tapi apa boleh dikata? Tangsel, sebuah kota yang salah satu slogannya menegaskan kata Relijius, justru tercemar oleh keberadaan warung remang-remang yang terbukti, tak sedikit yang memperjual-belikan minuman keras, serta praktik prostitusi, seperti yang saya saksikan sendiri dini hari tadi. Ironis, sebagian kecil warga ambil untung Mengomentari keberadaan warung remang-remang yang sudah sejak lama meresahkan warga masyarakat Tangsel, Ketua Komisi II DPRD Kota Tangsel, Siti Chadijah dalam kesempatan wawancara dengan penulis mengakui, ada banyak lokasi titik-titik warung remang-remang di Tangsel ini. “Di Kota Tangsel ini, boleh dibilang, ada cukup banyak lokasi yang terdapat warung remang-remang. Seperti misalnya, di Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, dan di Buaran, Kecamatan Serpong, serta di sejumlah titik lainnya. Pertanyaannya, apakah Tangsel ini sudah termasuk dalam kategori Kota Darurat Prostitusi? Saya pikir, sekecil apapun kemaksiatan yang terjadi, harusnya menjadi concern bagi kita untuk mengupayakan perbaikan,” tuturnya, pada hari Rabu, 22 Januari 2014 kemarin. Chadijah mensinyalir, banyaknya warung remang-remang di Kota Tangsel ini, karena selain ada warga masyarakat yang dirugikan, ada juga sebagian kecil warga yang justru memperoleh keuntungan secara materi. “Praktek prostitusi ini menjadi subur karena ada warga masyarakat setempat yang justru diuntungkan dengan adanya warung remang-remang tersebut. Misalnya, ada masyarakat setempat yang menyediakan lahan, termasuk menyediakan rumah-rumah kontrakan bagi para Pekerja Seks Komersial PSK. Maklum, para PSK ini kebanyakan adalah kaum pendatang, yang tentu saja membutuhkan rumah kontrakan,” ungkap perempuan yang lahir di Bandung, 16 September 1971 ini. [caption id="attachment_318305" align="aligncenter" width="487" caption="Ada sebagian kecil warga yang diuntungkan dari keberadaan warung remang-remang, kata Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Selatan, Siti Chadijah Didesak pula, agar Pemkot Tangsel menegakkan Perda Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Foto 1390710016972303347 [/caption] Ditambahkannya, para PSK yang bekerja sejak malam sampai dini hari itu, sehari-harinya jelas memerlukan moda transportasi. “Inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sejumlah warga masyarakat, yang berprofesi sebagai tukang ojek sepeda motor untuk melayani jasa antar-jemput mereka. Artinya, selain ada banyak warga masyarakat yang merasa dirugikan atas keberadaan warung remang-remang, tapi, ada juga sebagian kecil masyarakat yang justru memperoleh keuntungan secara materi,” terang Siti Chadijah yang belum lama ini sempat melakukan aksi damai, menentang lokasi warung remang-remang, bersama dengan majelis taklim kaum ibu di bilangan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren. Menurut Siti Chadijah, sebenarnya, pihak yang paling bisa melakukan perbaikan atas keprihatinan terkait praktik prostitusi dan menjamurnya warung remang-remang adalah Pemerintah Kota Tangsel itu sendiri. Tentu saja, dengan dukungan aktif masyarakat. “Untuk melakukan perbaikan ini, sebenarnya Pemkot Tangsel sudah mempunyai alat’ yang memang mutlak dibutuhkan, yaitu berupa Peraturan Daerah Perda Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat. Perda yang biasa disebut Tribum Tramas ini, antara lain mengatur keberadaan praktik prostitusi yang dapat dikategorikan sebagai mengganggu ketertiban umum sekaligus ketenteraman masyarakat,” tegas anggota legislatif dari Fraksi PKS ini. Siti Chadijah memberi contoh pada saat dirinya turun langsung’ menyimak dan membela aspirasi masyarakat, khususnya kaum ibu di Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, yang mengeluhkan aktivitas warung remang-remang di lingkungannya. “Contoh kasus adalah yang terjadi di Pondok Kacang Barat tadi, sewaktu saya turun langsung ke sana, warga masyarakat setempat banyak yang mengeluh, sekaligus merasa terganggu ketertiban dan ketenteramannya. Pertama, suara musik yang berdentum dari warung remang-remang mengganggu ketenangan warga, karena berlangsung sampai larut malam. Kedua, adanya hilir-mudik tamu, yang bolak-balik ke warung remang-remang dengan model pakaian, perilaku, dan sebagainya, yang tidak menunjukkan etika kesopanan. Dan ketiga, ketenteraman masyarakat terguncang, karena sempat ketahuan, ada anak-anak kecil dari pemilik warung remang-remang itu, yang melakukan simulasi hubungan seksual dengan rekan sebayanya, dan jelas ini sangat tidak patut dilakukan oleh seorang anak kecil,” urai warga Kelurahan Jurang Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren ini, dengan nada sedih dan kesal. [caption id="attachment_318321" align="aligncenter" width="529" caption="Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany SH MH. Foto 13907113571853936015 [/caption] Kiranya, sudah teramat mendesak, Airin Rachmi Diany sebagai Ibu Walikota, musti segera blusukan kota, terutama saban Sabtu malam sampai Minggu dini hari. Hal ini, demi menyaksikan sendiri, bagaimana transaksi nafsu birahi, yang tidak suci, di kotanya sendiri. Harapannya, Airin mampu untuk menjalankan amanah warga, diantaranya, dengan melakukan bersih-bersih’ lokasi warung remang-remang, dan praktik prostitusi, di kota yang terus berkembang pesat ini. Gimana, Bu Airin? Lihat Sosbud Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Setu – Pamulang – Pondok Aren – Cinangka – TangselTangerang Selatan selain terkenal dengan perkembangan ekonomi yang tergolong pesat, didukung dengan peningkatan APBD yang luar biasa signifikan hampir Rp 3 Trilyun per-tahunnya, juga terkenal dengan salah satu motto utamanya yaitu tiap bulan bahkan tiap pelosok di Tangerang Selatan aroma religius sangat terasa kentalnya dengan banyaknya kegiatan keagamaan serta kepercayaan berbagai penganut agama yang berbeda. Namun disatu sisi kegiatan prostitusi juga sempat mengkhawatirkan pemkot satu yang saat ini sedang hangatnya digelontorkan oleh pemerintah kota Tangerang Selatan yaitu program pemberantasan sarang Pekerja Seks Komersial PSK. Program ini melibatkan 2 Dinas SKPD utama yaitu Satuan Polisi Pamong Praja SATPOL PP dan Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi DINSOSNAKERTRANS .Kedua Dinas diatas memiliki peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan mengawal dan mempertahankan motto Religius Tangsel. Bahkan bisa dikatakan kedua Dinas tersebut merupakan ujung tombak bagi keberhasilan Walikota Tangsel membawa masyarakatnya menuju kota lama ini Satpol PP dan Dinas Sosial Tangsel dalam mengawal dan mempertahankan motto Religius, pada hari Senin dini hari tanggal 10 November 2014 pukul hingga hari Selasa subuh tanggal 11 November 2014 pukul 4 pagi, melancarkan serangan fajar terhadap pusat-pusat mangkal Pekerja Seks Komersial PSK.Serangan fajar atau sweeping ini dipimpin oleh Kepala Bidang Penertiban Tempat Hiburan dan Tuna Susila Satpol PP Bapak Oki, Kepala Seksi PenertibanTempat Hiburan dan Tuna Susila Bapak Taufik Wahidin dan Kepala Seksi Rehabsos dan Tuna Susila Dinas Sosial Bapak Hadiana melibatkan 30 orang personel Satpoll PP, 4 orang Dinas Sosial serta 3 orang dari Garnisun walau sempat turun hujan, ternyata membuahkan hasil yang tergolong sangat kali ini tidak terendus oleh pihak-pihak yang diindikasikan turut membocorkan operasi selama ini. Hal ini disebabkan dari pihak Satpol PP, Dinsos dan Garnisun sendiri terhadap orang-orang mereka juga sangat tegas dengan tiap personel tidak boleh membawa sarana penghubung berupa handphone. Dimana handphone tiap personel ditahan sementara oleh satu orang petugas yang bertanggungjawab itu juga hanya satu media saja yang diikutsertakan dan dipercaya yaitu dari media untuk mencegah bocornya informasi operasi. Inilah beberapa hal yang membuat pada Senin dini hari ke Selasa subuh, Satpol PP dan Dinas Sosial Tangsel serta Garnisun berhasil menciduk 11 orang PSK dari beberapa lokasi mangkal di bilangan Cinangka, Kelapa Dua Pamulang, Tegal Rotan Pondok Aren dan seberang Titan Center Pondok PSK yang berhasil diciduk tanpa ampun langsung pada hari Selasa pukul 3 pagi kemudian dibawa dan diproses ke pusat Rehabilitasi Kementrian Sosial di Pasar Rebo, Jakarta Tangsel belum memiliki Panti untuk menampung dan merehabilitasi PSK dikarenakan birokrasi yang tidak mendukung.Namun dalam perjalanan ke Pasar Rebo dari Taman Tekno Serpong melalui jalan Tol, salah satu PSK entah dikarenakan panik atau kedinginan di dalam bus SatPol PP, tidak dapat menahan diri untuk membuang air urin / kencing / ngompol di celana. Tentu saja bau pesing dari kencing PSK tersebut tercium membuat seisi bus sempat mual menahan sepanjang sudah sampai di pusat rehabilitasi, kontan protes dan rayuan dilancarkan oleh para PSK supaya mereka dibebaskan. Namun hal ini tidak menggoyahkan iman dan niat Kepala Seksi PenertibanTempat Hiburan dan Tuna Susila Bapak Taufik Wahidin dan Kepala Seksi Rehabsos dan Tuna Susila Dinas Sosial Bapak salah satu PSK dengan pakaian yang sangat modis dan seksi menggoda serta merayu habis-habisan Taufik Wahidin diteras pusat rehabilitasi pasar Rebo dengan harapan bisa dibebaskan, namun dengan bahasa santun dan senyum Taufik tetap tidak mengatakan bahwa Satpol PP berkomitmen tinggi untuk memberantas pusat mangkal PSK hingga tuntas yang dilakukan melalui operasi rahasia yang didukung penuh oleh pemkot Tangsel dan unsur terkait lainnya. Bahkan Taufik serta jajaran Satpol PP jika memang pemkot Tangsel menganggarkan dan menyetujui untuk melaksanakan operasi seperti ini tiap bulannya, sangat bersedia dan siap sedia kapanpun waktunya.“ Kami jajaran Satpol PP sesuai dengan tupoksi dan komitmen terhadap pemkot serta masyarakat Tangsel akan siap selalu bertugas kapanpun dibutuhkan untuk melancarkan operasi pemberantasan pusat PSK di Tangsel. Dalam rangka mengawal dan mempertahankan motto Religius kota Tangerang Selatan tidak ada hari dan keadaan yang dapat mencegah kami dalam melancarkan operasi seperti yang kita lakukan pagi ini.” Tegas Taufik usai mendata para PSK di pusat rehabilitasi Pasar senada juga diungkapkan Hadiana Kasie Rehabsos dan Tuna Susila Dinas Sosial Tangsel yang dengan bahasa sederhana dan singkat, mengatakan Dinas Sosial Tangsel akan selalu siap melancarkan operasi seperti ini berdampingan dengan Satpol PP.“ Dinas Sosial tidak pernah mundur sedikitpun dalam mendukung Satpol PP serta program Walikota untuk mengawal dan mempertahankan motto religius. Terlebih menyangkut pemberantasan pusat mangkal PSK.” Ujar Hadiana sesaat usai melepas PSK di pusat rehabilitasi Pasar menyaksikan sendiri secara langsung operasi sweeping PSK yang dilaksanakan Satpol PP dan Dinas Sosial kali ini, kami sangat berkeyakinan bahwa suatu hari Tangerang Selatan akan terbebas dari kegiatan prostitusi yang selama ini cukup mengkhawatirkan terutama terhadap kawula muda dan pria jika hal ini dapat terwujud bisa dikatakan Tangerang Selatan akan mampu menjadi kota percontohan bersih dari kegiatan prostitusi. Kota yang sangat menjunjung tinggi arti dan makna RELIGIUS. Lihat Kebijakan Selengkapnya
Home Peristiwa Senin, 25 Oktober 2021 - 1005 WIBloading... Sejumlah PSK diciduk dari kos-kosan dan apartemen di wilayah Kota Tangsel. Foto MNC Portal/Hambali A A A TANGERANG SELATAN - Sejumlah Pekerja Seks Komersial PSK diciduk dari kos-kosan dan apartemen di wilayah Kota Tangerang Selatan Tangsel . Satu di antara mereka ternyata dalam kondisi berbadan dua atau PSK menjajakan diri mereka melalui aplikasi daring, selanjutnya pelanggan diarahkan datang dan bertransaksi di kamar kos atau apartemen yang telah Satpol PP berhasil mengamankan PSK open BO itu padarazia yang digelar selama 2 hari, Sabtu 23 Oktober dan Minggu 24 Oktober 2021. Total ada 5 PSK yang ciduk, 3 dari kamar apartemen dan 2 lainnya dari indekos."Kita amankan total ada lima PSK open BO," terang Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Tangsel Muksin, Senin 25/10/2021. Baca Juga Seorang PSK yang tengah mengandung itu tertangkap basan berada di dalam kamar apartemen dengan seorang pelanggan. Keduanya lantas digiring petugas berikut barang bukti alat kontrasepsi."Posisi yang hamil ini sedang berada di dalam kamar apartemen," ungkap keterangannya, PSK itu mengaku sudah memiliki suami. Namun dia sendiri tak dapat menunjukkan bukti-bukti pernikahnya dengan alasan hanya menikah siri."Dia bilang sudah punya suami, tapi nikah siri," sambungnya. Baca Juga Tarif PSK ini pun lebih tinggi dari tarif biasanya. Sekali berkencan tarif yang dipatok sebesar Rp1 juta, meskipun terkadang tarif itu bisa dinegosiasikan jika jumlah pelanggan menurun."Mereka rata-rata udah menjalani pekerjaan ini antara 4 bulan sampai 1 tahun. Tarifnya ada yang Rp500 ribu, ada yang Rp1 juta. Yang hamil ini tarifnya paling tinggi," tukas Muksin. mhd psk online razia psk hamil di luar nikah satpol pp tangsel apartemen Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu
tempat mangkal psk di tangerang selatan 2018